Jumat, 20 April 2012

Media Grafis, Media Visual dan Media Gerak


 Media Grafis
A. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.
 Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
B. Pengertian Media Grafis
      Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
C. Fungsi Media Grafis
Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Saluran yang dipakain menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan dismapaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
D. Karakteristik media grafis
Karakteristik media dapat dilihat menurut kemampuan membangkikan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecaoan, maupun penciuman atau kesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar. Untuk tujuan praktis karakteristik beberapa jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
E. Macam-macam media grafis
      a) Diagram
             Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbale balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan.
       Berdasarkan konsep tersebut di atas, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.
   b) Grafik
       Grafik adalah suatu grafis yang menggunakan titik-titik atau garis untuk menyampaikan informasi statistic yang saling berhubungan (R.Warsito, 2001 : 48).Dengan berasumsi pada pengertian grafik tersebut, dalam proses belajar mengajar, grafik mempunyai fungsi untuk memperlihatkan perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan sederhana, terutama pada penyajian secara statistik
   c) Poster
       Poster merupakan kombinasi visualisasi yang kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya (1989 : 51).Media ini pada umumnya digunakan untuk mengenalkan suatu produk dari suatu perusahaan atau digunakan sebagai sarana promosi.
  d) Kartun
        Kartun adalah menggambarkan dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat (1989 : 58). Dengan berasumsi pada konsep tersebut di atas, kartun dapat digunakan sebagai alat bantu proses pengajaran walaupun banyak kartun yang membuat orang-orang tersenyum, tetapi pada dasarnya kartun mempunyai manfaat dalam proses belajar mengajar terutama dalam penjelasan rangkaian bahan satu urutan logis atau mendukung makna
  e) Komik
       Komik merupakan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu berita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan di rancang untuk memberikan hiburan pada pembaca. (1989 : 69)
  f) Gambar
       Media grafis paling umum digunakan dalam PBM, karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah dimengerti oleh peserta didik. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya visual konkrit menampilkan objek sesuai dengan bentuk dan wujud aslinya sehingga tidak verbalistik.
  g) Bagan
       Bagan merupakan media yang berisi tentang gambar-gambar keterangan-keterangan, daftar-daftar dan sebagainya. Bagan digunakan untuk memperagakan pokok-pokok isi bagan secara jelas dan sederhana antara lain: perkembangan, perbandingan, struktur, organisasi.
F. kelebihan dan kelemahan media grafis
  Kelemahan media grafis sebagai berikut :
1. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang
         lebih kompleks.
2. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.
  Kelebihan media grafis adalah sebagai berikut :
1. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang
        disajikan.
2. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
3. Pembuatannya mudah dan harganya murah.

Media Visual
     A. Pengertian Media Visual
              Media Visual (Daryanto, 1993:27), artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca-indera yaitu “mata”.  Media visual memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Media Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, media visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual ( image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Dengan demikian media visual dapat diartikan sebagai alat pembelajaran yang hanya bisa dilihat untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatanakan isi materi pelajaran.Pendidikan melalui media visual adalah metoda/cara untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat daripada sesuatu yang didengar atau dibacanya.
B.  Fungsi Media Visual
              Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, danfungsi kompensatoris.
·         Fungsi atensi
                  media visual merupakan inti, yaitu menarik danmengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yangberkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau teks materi pelajaran.
·         Fungsi afektif 
       media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswaketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visualdapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkutmasalah sosial atau ras.
·         Fungsi kognitif 
       media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yangmengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaianuntuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalamgambar.
·         Fungsi kompensatoris
       media pembelajaran terlihat dari hasil penelitianbahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantusiswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teksdan mengingatnya kembali.
C. Penggunaan Media Visual
Selama proses belajar mengajar kita cenderung menggunakan panca-indera penglihatan, kita memakai mata kita untuk memperoleh informasi, isyarat, tanda atau hal yang menarik perhatian kita, kenyataan ini mempunyai arti yang penting untuk keperluan belajar dan mengajar. Kemampuan penglihatan harus dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan proses belajar mengajar. Penampilan visual tidak boleh mengganggu, gambar dan tulisan yang diproyeksikan harus dapat dibaca, untuk itu harus jelas dan terang. Visual tidak boleh meragukan, artinya obyek-obyek yang masih asing atau belum dikenal hendaklah ditampilkan sedini mungkin. Untuk mendapatkan gambaran tentang ukuran dan bentuknya, harus terlihat perbandingannya dengan obyek lain yang sudah dikenal.
              Media visual tidak boleh terlalu ramai dan kacau supaya informasiyang dimaksudkan dapat tertangkap jelas oleh siswa.Media visual haruslah sesuai dengan kenyataan dan dapat diterima, kalaumungkin gerakan gambar, grafis atau slide yang asli untuk membuat master copy(duplikat asli yang pertama kali), gunakan yang asli ( master ) untuk membuat setiap duplikat agar terjaga kualitas gambar.   Prinsip umum untuk penggunaan efektif media visual, yaitu :
a.   Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis,karton, bagan,dan
      diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hatikarena gambar yang amat rinci
      seringkali  mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.
b.  Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks)sehingga
      pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
c.   Gunakan grafik untuk menggambar ikhtisar keseluruhan materi sebelummenyajikan unit demi
      unik pelajaran untuk digunakan oleh siswamengorganisasikan informasi.

Media video
A.    Pengertian media video gerak
AECT ( Asosiation of Educatian and Comunycatian Teknologi) menyatakan bahwa media video termasuk kedalam teknologi audio visual dalam pengembangan pembelajaran. Teknologi audio visual merupakan salah satu komponen yang ada selain teknologi cetak,teknologi berbasis computer dan multimedia. Media video adalah media yang menggambarkan suatu objek bergerak yang digbungkan dengan suara (arsyad,2009), dan dapat diatur percepatan geraknya. Isi pesan audio visual dapat disimpan dalam berbagai bentuk, mialnya CD sehingga memungkinkan untuk dioperasiakn dengan video player computer yang dilengkapi dengan elektronik projector.
B.     Karakteristik Media video
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, kecepatan guru dalam berbicara tidak ssama dengan kecepatan siswa dalam mendengar dan menangkap apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini didasarkan pada penelitian Mckeachie pada 1986 yang menemukan kenyataan bahwa pada 10 menit pertama siswa masih berkonsentrasi mendengarkan ceramah guru, namun setelah itu mereka bosan dan tidak focus lagi.
Dari pernyatan itu jika media dilibatkan dalam pembelajaran dan siswa terlibat langsung, maka siswa lebih menguasai pelajaran dan proses pembelajaran menjadi lebih bermakana. Media yang memenuhi criteria tersebut adalah media yang melibatkan indra pendengaran dan penglihatan yaitu media audio video.
C.     Kelebihan media video
    Kelebihan media video
American Hospital Associationpada 1978 dalam Belawati 2003, mengungkapakan kelebihan media video antara lain:
1.      Bermanfaat untuk menggambarkan gerakan, keterkaitan dan memberikan pengaruh terhadap topic yang dibahas.
2.      Dapat diputar ulang
3.      Dapat dimasukkan teknil lain, seperti animasi
4.      Dapat dikombinasikan antara gamgar diam dan gambr gerak
D.    Kelemahan Media Video
    Kelemahan media video
               Anderson dalam Gafar menyampaikan kelemahan video antara lain :
1.      Peralatan video yang akan dugunakan harus tersedia dikelas sebelumnya
2.      Penyusunan naskah scenario perlu waktu dan membutuhkan keahlian
3.      Biaya produksi media video sangat mahal
4.      Membutuhkan layar atau prijektor yang memadai
5.      Perubahan yang pesat dalam teknologi informari dan komunikasi menyabapkan keterbatasan system video menjadi masalah yang berkelanjutan
E.     Unsur-unsur media video
Belawati 2003, menuliskan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam media video adalah gambar bergerak dan suara. Dalam tayangan video pembelajaran, unsure gambar merupakan unsure utama dan unsure suara sebagai pelengkap.
Susilana dan Riyana 2008, menyebutkan bahwa unsure gambar yang terdapat dalam video yerdiri dari gambar diam, bergerak, animasi, dan tek. Sedangkan unsure suara mendukung gambar bergerak dalam tayangan video, terdiri dari narasi, dialog, sound effect, dan music.

Posting materi ini disusun Oleh :
         Eka prasetya dan Nurul Aripin
yang mengambil sumber referensi dari berbagai sumber.... semoga bermanfaat............

Selasa, 17 April 2012

Teknik pemeriksaan dan pemberian skor hasil belajar

Teknik Pemeriksaan Hasil tes Hasil Belajar
Dalam teknik pemeriksaan hasil belajar siswa dibagi menjadi dua (2) yaitu :
1.   Teknik pemeriksaan hasil tes tertulis
            Sebagai mana telah dibahas dalam materi sebelumnya bahwa tes hasil belajar yang diselenggarakan secara tertulis dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu tes hasil belajar tertulis bentuk uraian dan tes hasil belajar tertulis bentuk objektif, kedua bentuk tes hasil itu memiliki karakteristik yang berbeda.
a.       Teknik pemeriksaan hasil tes hasil belajar bentuk uraian
           Tenik ini dilakukan dengan begitu soal tes uraian selesai disusun hendaknya tester segera membuat kunci jawaban/pedoman jawaban, kunci jawaban ini digunakan sebagai pegangan atau patokan dalam pemeriksaan atau pengoreksian terhadap tes hasil tes uraian dengan cara membandingkan antara jawaban yang diberikan oleh teste dengan kunci jawaban yang dibuat oleh tester.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan hasil – hasil tes hasil tes urain ini terdapat dua hal yang harus dipertimbangkan yaitu:
v  Pengolahan dan penentuan nilai hasil tes hasil belajar
               Artinya apabila nantinya pengolahan dan penentuan nilai hasil tes uraian itu didasarkan pada standar mutlak maka, prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
·      Membaca jawaban yang diberikan oleh teste dan membandingkannya dengan kunci jawaban yang sudah dibuat.
·      Atas dasar hasil perbandingan antara jawaban teste dengan kunci jawaban tersebut, tester dapat memberikan skor untuk setiap butir soal dan menuliskan pada jawaban teste tersebut.
·      Menjumlahkan skor-skor tersebut dalam pengolahan dan penentuan nilai lebih lanjut.
v  Pengolahan dan penentuan nilai hasil tes subjektif itu didasarkan pada standar relative
      Artinya apabila nantinya pengolahan dan penentuan niali didasarkan pada standar relative maka prosedur pemeriksaannya sebagai berikut :
·      Memeriksa jawaban atas soal nomor satu misalnya yang diberikan oleh selurus teste sehingga diperoleh gambaran maka dapat diketahui mana teste yang lengkap,kurang lengkap dan tidak tepat sama sekali.
·      Memberikan skor terhadap jawaban tersebut misalkan jawaban yang tepat diberi skor 5, kurang tepat 3.
·      Setelah jawaban atas seluruh teste tersebut selesai maka dapat dilakukan penjumlahan skor yang nantinya dijadikan bahan untuk mengolah nilai.
b.      Teknik pemeriksaan hasil tes hasil belajar bentuk objektif
Memeriksa atau mengoreksi jawaban atas soal tes objektif pada umumnya dilakukan dengan jalan menggunakan kunci jawaban, ada beberapa macam kunci jawaban yang dapat dipergunakan untuk mengoreksi jawaban soal tes objektif, yaitu  sebagai berikut :
1)      Kunci berdampingan ( strip keys )
            Kunci jawaban berdamping ini terdiri dari jawaban – jawaban yang benar yang ditulis dalam satu kolom yang lurus dari atas kebawah, adapun cara menggunakannya adalah dengan meletakan kunci jawaban tersebut berjajar dengan lembar jawaban yang akan diperiksa  kemudian cocokanlah dengan lembar jawaban yang diberikan oleh tested an apabila jawaban yang diberikan oleh teste benar maka diberi tanda ( + ) dan apabila salah diberi tanda ( - ).
2)      Kunci system karbon ( carbon system key )
              Pada kunci jawaban system ini teste diminta membubuhkan tanfda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang mereka anggap benar kemudian kunci jawaban yang telah dibuat oleh teste tersebut diletakan diatas lembar  jawaban teste yang sudah ditumpangi karbon kemudian tester memberikan lingkaran pada setiap jawaban yang benar sehingga ketika diangkat maka, dapat diketahui apabila jawaban teste yang berada diluar lingkaran berarti salah sedangkan yang berada didalam adalah benar.
3)      Kunci system tusukan ( panprick system key )
             Pada dasarnya kunci system tusukan adalah sama dengan kunci system karbon. Letak perbedaannya ialah pada kunci sitem ini, untuk jawaban yang benar diberi tusukan dengan paku atau alat penusuk lainnya sementara lembar jawaban teste berada dibawahnya, sehingga tusukan tadi menembus lembar jawaban yang ada dibawahnya. Jawaban yang benar akan tekena tusukan dsedangkan yang salah tidak.
4)      Kunci berjendela ( window key )
            Prosedur kunci berjendela ini adalah sebagai berikut :
a)      Ambilah blanko lembar jawaban yang masih kosong
b)      Pilihan jawaban yang benar dilubangi sehingga seolah – olah menyerupai jendela
c)      Lembar jawaban teste diletakan dibawah  kunci berjendela
d)     Melalui lubang tersebut kita dapat membuat garis vertical dengan pencil warna sehingga jawaban yang terkena pencil warna tersebut berarti benar dan sebaliknya.
2.      Teknik pemeriksaan dalam rangka menilai hasil tes lisan
         Pemeriksaan atau koreksi yang dilaksanakan dalam rangka menilai jawaban – jawaban testee pada tes hasil belajar secara lisan, pada umumnya bersifat subjektif, sebab dalam tes lisan itu tester tidak berhadapan dengan lembar jawaban soal yang wujudnya adalah benda mati, melainkan berhadapan dengan individu atau makhluk hidup yang masing – masing mempunyai cirri dan karakteristik berbeda sehingga memungkinkan bagi tester untuk bertindak kurang atau bahkan tidak objektif.
         Dalam hubungan ini, pemeriksaan terhadap jawaban testee hendaknya dikendalikan oleh pedoman yang pasti, misalnya sebagai berikut :
a)      Kelengkapan jawaban yang diberikan oleh testee.
       Pernyataan tersebut mengandung makna “ apakah jawaban yang diberikan oleh testee sudah memenuhi semua unsure yang seharusnya ada dan sesuai dengan pedoman/ kunci jawanban yang telah disusun oleh tester
b)      Kelancaran testee dalam mengemukakan jawaban
       Mencakup apakah dalam memberikan jawaban lisan atas soal – soal yang diajukan kepada testee itu cukup lancer sehingga mencerminkan tingkat pemahaman testee terhadap materi pertanyaan yang diajukan kepadanya
c)      Kebenaran jawaban yang dikemukakan
       Jawaban panjang yang dikemukakan oleh testee secara lancar dihadapan tester, belum tentu merupakan jawaban yang benar sehingga tester harus benar – benar memperhatikan jawaban testee tersebut, apakah jawaban testee itu mengandung kadar kebenaran yang tinggi atau sebaliknya.
d)     Kemampuan testee dalam mempertahankan pendapatnya
      Maksudnya, apakah jawaban yang diberikan dengan penuh kenyakinan akan kebenarannya atau tidak. Jawaban yang diberikan oleh testee secara ragu – ragu merupakan salah satu indicator bahwa testee kurang menguasai materi yang diajukan kepadanya tersebut.
         Demikian seterusnya, penguji dapat menambahkan unsure lain yang dirasa perlu dijadikan bahan penilaian seperti : perilaku, kesopanan, kedisiplinan dalam menghadapi penguji ( tester )
3.      Teknik pemeriksaan dalam rangka menilai hasil tes perbuatan
        Dalam tes perbuatan ini pemeriksaan hasil – hasil tes nya dilakukan dengan menggunakan observasi ( pengamatan ). Sasaran yang perlu diamati adalah tingkah laku, perbuatan, sikap dan lain sebagainya. Untuk dapat menilai hasil tes perbuatan itu diperlukan adanya instrument tertentu dan setiap gejala yang muncul diberikan skor tertentu pula.
        Contoh: misalkan instrument yang dipergunakan dalam mengamati calon guru yang melaksanakan praktek mengajar, aspek – aspek yang diamati meliputi 17 unsur dengan skor minimum 1 (satu) dan maksimum 5 (lima).

Teknik Pemberian Skor Hasil Tes Hasil Belajar
          Pemberian skor (scoring) merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes yaitu proses pengubahan jawaban soal tes menjadi angka dengan kata lain, pemberian skor merupakan tindakan kuantifikasi terhadap jawaban yang diberikan oleh testee dalam suatu tes. Seterusnya angka – angka hasil tes tersebut diubah menjadi nilai melalui proses tertentu, penggunaan symbol un tuk menyatakan nilai tersebut dapat dalam bentuk angka maupun huruf.
Cara pemberian skor terhadap hasil tes hasil belajar pada umumnya disesuaikan dengan bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes tersebut baik tes uraian maupun objektif.
1.      Pemberian skor pada tes uraian
         Pada tes uraian ini, pemberian skor umumnya mendasar pada bobot soal yang diberikan pada setiap butir soal, atas dasar tingkat kesulitan atau banyak sedikitnya unsure yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap jawaban paling benar.
        Sebagai contoh misalkan tes subyektif memberikan lima butir soal, pembuat soal (tester) telah menetapkan bahwa kelima butir dari soal tersebut mempunyai derajat kesukaran yang sama dan unsure yang terdapat pada setiap butir soal telah dibuat sama banyaknya, maka atas dasar itu tester dapat menetapkan bahwa setiap jawaban yang dijawab oleh testee benar diberikan skor maksimum 10 jika hanya benar setengahnya maka diberi 5 dan apa bila tidak menyangkut sama sekali diberi skor 0 dan seterusnya.
2.      Pemberian skor pada tes obyektif
        Pada tes obyektif, untuk memberikan skor pada umumnya digunakan rumus correction for guessing atau sering dikenal dengan istilah denda. Untuk pemberian skor pada tes obyektif ini dibagi menjadi 3 bentuk yaitu:
·         Untuk tes obyektif ben true-false misalkan, setiap item diberi skor 1 (satu), apabila seorang testee menjawab dengan benar maka diberi skor 1 (satu) namun apabila dijawab salah maka skornya 0 (nihil).
       Adapun cara untuk menghitung skor terakhir dari seluruh item bentuk ini, dapat digunakan dua macam rumus yaitu:
Ø  Rumus yang memperhitungkan denda yaitu:
   S = R - W dibagi o - 1
    Dimana :
S = skor yang dicari               
R = jumlah jawaban benar           
W = jumlah jawaban salah   
O = option, jawaban yang kemungkinan benar or salah
1 = bilangan konstan 
Ø rumus yang tidak memperhitungkan denda yaitu :
    S = R
·         sedangkan untuk tes obyektif bentuk matching,fill in dan completion perhitungan skor akhir pada umumnya tidak memperhitungkan sanksi berupa denda sehingga rumus yang digunakan yaitu :
         S = R
·         adapun untuk tes obyektif bentuk multiple choice items dapat digunakan salah satu dari dua buah rumus yaitu rumus yang memperhitungkan denda dan rumus yang tidak memperhitungkan denda.
Ø  Rumus perhitungan skor dengan memperhitungkan denda :
             S = R - ( W dibagi o - 1 )
Ø  Sedangkan untuk rumus yang mangabaikan denda yaitu:
               S = R

Tentang Blog Ini

Blog ini di buat pada bulan December 2011